Jurnalisme Warga atau
yang dikenal juga dengan Citizen
Journalism (CJ) adalah kegiatan
partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan
pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini
akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa
membentuk informasi dan berita pada masa mendatang. CJ adalah aktivitas
jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa (bukan wartawan). Berita atau
informasi yang diproduksi jurnalis warga disebarluaskan melaui berbagai media,
yakni blog, majalah, buletin, radio komunitas, dan sebagainya.
Ada
9 istilah untuk Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) sebagaimana dikemukakan
Mark Glaser di Mediashift:
- Grassroots journalism. Jurnalisme
Akar Rumput
- Networked journalism. Jurnalisme
Berjejaring.
- Open source journalism. Jurnalisme
Sumber Terbuka.
- Citizen media. Media Warga.
- Participatory journalism.
Jurnalisme Partisipasi.
- Hyperlocal journalism. Jurnalisme
Sangat Lokal.
- Bottom-up journalism. Jurnalisme
Bawah-ke-Atas.
- Stand-alone journalism. Jurnalisme
Mandiri.
- Distributed journalism. Jurnalisme
Terdistribusi.
Jurnalis
warga, dengan demikian, mesti mengusai ilmu jurnalistik dasar ini (penulisan
berita), meliputi, antara lain:
- Pengertian berita
- Nilai berita (news values)
- Unsur-Unsur Berita (5W+1H)
- Struktur naskah berita
- Bahasa Jurnalistik/Bahasa Media
- Etika penulisan berita (kode etik
jurnalistik).
Seperti dikutip Bighow Guide dalam
"Citizen Journalism Basics", salah satu tokoh terkemuka pendukung CJ, Dan
Gillmor dan JD Lasica mengemukakan lima prinsip dasar jurnalisme warga (five
basic principles of Citizen Journalism):
- Accuracy. Akurasi, ketepatan.
- Thoroughness. Kecermatan,
ketelitian.
- Transparency. Transparansi,
keterbukaan dalam peliputan berita.
- Fairness. Kejujuran
- Independence. Independensi, tidak
berpihak dan tidak terikat oleh kelompok mana pun.
Sementara Steve Outing, senior
editor pada the Poynter Institute for Media Studies, mengklasifikasikan CJ ke
dalam 11 kategori:
1. CJ yang membuka ruang untuk
komentar publik, di mana pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji,
mengkritik, atau menambahkan jenis ini bisa kita kenal sebagai ruang surat
pembaca.
2. Menambahkan pendapat
masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut
menuliskan pengalamannya, pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan
jurnalis.
3. Kolaborasi antara jurnalis
porfesional dengan nonjurnalis yan gmemiliki kemampuan dalam materi yang
dibahas, sebagai bantuan dalam mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel.
Terkadang professional nonjurnalis ini dapat juga menjadi contributor tunggal
yang menghasilkan artikel tersebut.
4. Bolghouse warga. Melalui
blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia
berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen
transparency blogs, merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media
sebagai upaya transparansi, di mana pembaca bisa memasukkan keluhan, kritik,
atau pujian atas pekerjaan media tersebut.
6. Stand-alone CJ sites, yang
melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal
yang sifatnya sangat lokal yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan
untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang
topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
7. Stand-alone CJ sites, yang
tidak melalui proses editing.
8. Gabungan stand-alone CJ
journalism website dan edisi cetak.
9. Hybrid: Pro+CJ. suatu kerja
organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan
journalis warga. Situs OhmyNews, Radio Elshinta, atau Radio Mara FM bandung
termasuk ke dalam kategori ini. dalam OhmyNews, kontribusi berita tidak
otomatis diterima sebagai sebuah berita. Editor berperan dalam menilai dan
memilih berita yang akan diangkat ke halaman utama.
10. Penggabungan antara
jurnalis professional dan jurnalis warga dalam satu atap, di mana website
membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan jurnalis warga.
11. Model Wiki, di mana
pembaca adalah juga edior. setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang
bisa memberi tambahan atau komentar yang terbit.
Prinsip dasar citizen journalism adalah :
- Pewarta (reporternya) adalah
pembaca, khalayak ramai, siapapun yang mempunyai informasi atas sesuatu,
- Siapa pun dapat memberikan
komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan,
- Biasanya non-profit oriented,
- Masih didominasi oleh media-media
online,
- Memiliki komunitas-komunitas yang
sering melakukan gathering,
- Walaupun ada kritik, tidak ada
persaingan antarpenulis (reporter),
- Tidak membedakan pewarta
profesional atau amatir,
- Tidak ada seleksi ketat terhadap
berita-beritanya,
- Ada yang dikelola secara
profesional ada pula yang dikelola secara amatir,
- pembaca dapat langsung berinteraksi
dengan penulisnya melalui kotak komentar atau e-mail.
A.
Kelemahan Citizen
Journalism
Masalah yang dihadapi dari
munculnya citizen journalism adalah citizen journalist hanya
eksis di beberapa blog saja. Kenyataannya bisa dilihat dari empat kategori citizen
journalism: 1) citizen journalist adalah orang yang memiliki
kamera digital atau kamera ponsel dan menyunting karya mereka, seperti
peristiwa utama (tsunami, bom di London) atau kecelakaan mobil, ke organisasi
berita; 2) citizen journalist adalah orang yang ingin menemukan
komunitas lokal atau cybercommunity dan memproduksi tulisan tentang
komunitasnya; 3) citizen journalist adalah orang yang mengkritisi dan
mengampanyekan sebab-sebab politik; 4) citizen journalism adalah orang
yang berpartisipasi ke dalam sebuah “percakapan” dengan para jurnalis
profesional dan para pemilik blog.
Tidak ada yang meragukan bahwa
sesuatu yang baru telah muncul dan kantor berita tradisional harus setuju
dengan citizen journalist. Akan tetapi, esensi citizen journalism telah
menggantikan jurnalisme tradisional yang dianggap mati.
Para citizen journalist adalah
bagian dari keluarga. Dan perbedaannya terletak pada sebutan yang diberikan
kepada mereka, yaitu “intelegensi kolektif”. Bagi seorang jurnalis, kantor
berita adalah ekspresi intelegensi kolektif dengan hubungan horizontal antara
kolega, tetapu juga memiliki hubungan vertikal dengan editor. (editorsweblog.org, 29 Desember 2005)
Ada juga yang mempertanyakan
bagaimana mempertanggungjawabkan kebenaran informasi yang ditulis oleh orang
biasa? Bagaimana jurnalisme publik bisa dipercaya? Bagaimana mengelola
kredibilitas? Terkadang kita tidak bisa memastikan kebenaran informasi
yang berasal dari citizen journalist. Kita tidak bisa percaya begitu
saja kepada karya mereka. Ada fungsi jurnalisme yang hilang dan konsep citizen
journalis, yaitu verifikasi. Siapa saja bisa mengirmkan karya
jurnalistiknya tanpa melalui proses verifikasi.
B.
Kelebihan Citizen
Journalism
Siapa yang
diuntungkan? Banyak orang yang merasa tidak bisa menggunakan blog,
karena mereka merasa tidak akrab dengan Informasi Teknologi (IT).
Padahal, isi dari blog tidak adanya hubungannya dnegan IT. Setiap orang dapat
menulis apapun. Inilah hal yang penting bagi masyarakat, bahwa mereka disajikan
beragam piliham untuk dipiih. Di sini juga lah letak keindahan citizen
journalism, semuanya dikembalikan pada masyarakat.
Perkembangan teknologi
informasi juga mengubah hakekat media. Dengan internet, kini berkembang
situs-situs lembaga maupun pribadi. Selain itu, berkembang juga weblog
atau blog, di mana setiap orang bisa melaporkan peristiwa di
sekelilingnya, atau paling tidak, melaporkan gagasannya kepada publik. Dengan
demikian, kalau dulu media didirikan oleh lembaga, atau individu yang mempunyai
uang dan kekuasaan (power), kini setiap individu bisa membuat media.
Karena itu, di zaman internet ini, setiap individu juga adalah media.
Kalau ditanya siapa secara
politis siapa yang dapat keuntungan dari blog, maka keuntungan ini bisa kita
kategorikan menjadi 3 hal: finansial, sikap politis, dan keuntungan dari sisi
negatif. Untuk keuntungan finansial mungkin agak sulit karena blog pada
dasarnya tidak ada aspek komersil, akan tetapi keuntungan itu dalam bentuk lain
yaitu publisitas. Kalau keuntungan dari sisi negatif, maksudnya adalah
orang-orang yang ingin mengacau, bisa saja melakukan hal tersebut.
Kadang-kadang ada orang yang menulis
di blognya dan mengutip blog orang lain tanpa menyebut sumber kutipannya.
Bagaimana seharusnya sikap terhadap hal seperti ini? Bagi WW di dalam blog ada
“fair exchange”, kita bebas mengutip blog orang lain, dan orang lain bebas
mengutip blog kita. Apabila tidak disebut, tidak masalah juga. Kalau nama kita
disebut, ya itu keuntungan buat kita. (unitedcolorsofme.com,
11 Oktober 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar